TANAMONEWS.COM, PAINAN — Ketua DPRD Kabupaten Pesisir Selatan, Darmansyah, menyatakan dukungan penuh terhadap program ekstrakurikuler Babiola yang mulai diterapkan di sekolah-sekolah di wilayah tersebut.
“Kami di DPRD sangat mendukung penambahan ekstrakurikuler Babiola di sekolah. Ini adalah langkah strategis dalam menjaga budaya daerah tetap hidup dan relevan di masa kini,” ujar Darmansyah, Selasa (15/4).
Menurutnya, keberadaan kegiatan berbasis budaya lokal di lingkungan pendidikan akan memberi pengaruh besar terhadap pembentukan karakter generasi muda.
Dengan sinergi antara pemerintah daerah dan legislatif, Darmansyah berharap program ini dapat berjalan optimal dan memberikan dampak positif bagi pendidikan karakter anak-anak di Pesisir Selatan.
Ia menilai, pelestarian budaya harus dilakukan melalui pendekatan yang kreatif dan adaptif, salah satunya melalui institusi pendidikan formal.
“Jika sejak dini anak-anak kita sudah dikenalkan dengan budaya sendiri, maka rasa cinta dan bangga terhadap daerahnya akan tumbuh secara alami,” katanya.
Darmansyah juga menegaskan bahwa DPRD akan siap mendukung dari sisi regulasi dan anggaran apabila dibutuhkan untuk keberlanjutan program ini.
“Selama tujuannya untuk pendidikan dan pelestarian budaya daerah, kami pasti dukung. Ini sejalan dengan semangat otonomi daerah dan pembangunan berbasis kearifan lokal,” imbuhnya.
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan sendiri terus menunjukkan komitmennya dalam pelestarian budaya lokal. Terbaru, Bupati Hendrajoni secara resmi meluncurkan Babiola sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di seluruh sekolah di kabupaten tersebut.
Peluncuran ini dilakukan dalam momentum Festival Langkisau 2025 yang juga menjadi bagian dari peringatan Hari Jadi Kabupaten Pesisir Selatan ke-77.
Acara launching berlangsung meriah di kawasan objek wisata Carocok Painan, Senin (14/4), dan dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, pelajar, tokoh budaya, serta tamu undangan dari luar daerah.
Dalam sambutannya, Bupati Hendrajoni menegaskan pentingnya penguatan identitas budaya melalui dunia pendidikan.
“Babiola adalah warisan budaya Minangkabau yang berasal dari Kabupaten Pesisir Selatan dan memiliki nilai filosofi tinggi. Dengan menjadikannya ekstrakurikuler wajib, kita ingin menanamkan rasa cinta budaya sejak dini kepada generasi muda,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa pendidikan tidak hanya sebatas transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga pembentukan kepribadian yang kuat dan berakar pada budaya bangsa.
“Kita ingin anak-anak kita menjadi generasi yang kreatif, berkarakter, dan tidak tercerabut dari akar budayanya sendiri,” jelas Hendrajoni.
Sebagai informasi, Babiola adalah seni pertunjukan tutur lisan yang berisi penuturan cerita oleh seorang seniman secara berirama, diiringi oleh alat musik biola.
Tradisi ini telah lama berkembang di tengah masyarakat Pesisir Selatan dan menjadi bagian dari warisan budaya tak benda yang kaya akan nilai moral dan pendidikan.
Dalam Babiola, cerita-cerita yang disampaikan biasanya mengandung pesan kebaikan, nasihat hidup, serta gambaran kehidupan sosial masyarakat tempo dulu.
Selain sebagai hiburan, Babiola juga berperan sebagai sarana edukasi dan penyampaian nilai-nilai luhur kepada masyarakat, terutama generasi muda.
Dengan dijadikannya sebagai kegiatan ekstrakurikuler, seni Babiola diharapkan akan lebih dikenal, dicintai, dan dilestarikan oleh kalangan pelajar.
Langkah ini juga diharapkan mampu menginspirasi daerah lain di Sumatera Barat untuk mengangkat kembali budaya lokal ke dalam dunia pendidikan formal.
Sejumlah guru dan kepala sekolah pun menyambut positif kebijakan ini, karena diyakini mampu memperkuat semangat nasionalisme serta kebanggaan terhadap budaya daerah.
Tak hanya itu, pelaku seni tradisional di Pesisir Selatan juga merasa terbantu karena mendapatkan ruang untuk mentransfer ilmu dan keterampilan mereka kepada generasi penerus.
0 Komentar