Tanamonews.com, Padang – Dalam rangka meningkatkan keterampilan guru Bimbingan dan Konseling (BK) dalam menangani permasalahan siswa, Workshop Konseling Petualangan (Adventure Counseling) diadakan sebagai bagian dari rangkaian acara seminar yang diselenggarakan oleh BK FIP UNP bekerja sama dengan IIUM.
Workshop ini secara khusus diikuti oleh guru BK SMP dan SMA se-Sumatera Barat dan dibimbing langsung oleh Guru besar BK FIP UNP Prof. Dr. Firman, MS, Kons., beserta tim, yang terdiri dari mahasiswa program magister (S2) dan doktoral (S3) Bimbingan dan Konseling. Workshop dirancang interaktif dan menyenangkan, mengajak para guru BK untuk mengalami langsung metode konseling berbasis petualangan.
Dalam kegiatan ini, peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan mengikuti berbagai permainan yang dirancang untuk memperkenalkan prinsip-prinsip konseling petualangan. Setiap permainan memiliki tujuan khusus, seperti membangun kepercayaan, meningkatkan kerja sama tim, serta melatih keterampilan pemecahan masalah.
“Pendekatan ini membantu siswa mengembangkan kepercayaan diri, keberanian, serta keterampilan sosial dalam suasana yang lebih santai dan menyenangkan,” ujar Prof. Dr. Firman dalam sesi workshop. Ia juga menekankan bahwa konseling petualangan dapat menjadi metode alternatif yang lebih dekat dengan dunia siswa, terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan perasaan secara verbal.
Selama workshop berlangsung, mahasiswa S2 dan S3 Bimbingan dan Konseling ikut berperan aktif dalam mendampingi peserta. Mereka membantu memberikan Arah dalam setiap permainan dan menjelaskan konsep-konsep psikologis yang melatarbelakangi metode ini. Kolaborasi antara akademisi, pelajar, dan praktisi ini menjadikan lokakarya semakin kaya akan wawasan serta praktik langsung yang aplikatif.
Antusiasme para peserta terlihat sepanjang kegiatan. Banyak guru BK yang menyatakan bahwa metode ini sangat relevan dan inovatif, terutama untuk membantu siswa yang mengalami tekanan akademik, kecemasan sosial, maupun masalah pribadi lainnya. “Dengan metode ini, kami dapat menciptakan suasana konseling yang lebih menarik dan tidak terasa kaku, sehingga siswa lebih nyaman untuk terbuka,” ujar salah satu peserta workshop.
Workshop ini diharapkan dapat memberikan inspirasi baru bagi guru BK dalam memberikan layanan konseling yang lebih dinamis dan efektif. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah bagi akademisi dan praktisi untuk terus berinovasi dalam menciptakan strategi konseling yang lebih adaptif terhadap kebutuhan siswa di era modern.
0 Komentar