Tanamonews.com - Seorang wanita paruh baya tertegun saat kakinya menginjak lantai dua Balai Kota Lama Padang, Minggu (8/12/2024) pagi. Matanya terpaku pada sebuah foto lawas yang terpampang di dinding bangunan tua itu. Foto tersebut menampilkan suasana muara Batang Arau yang diambil dari Bukit Gado-Gado bertuliskan tahun 1970-an. "Ini kawasan Pelabuhan Muaro sekarang, kan?" demikian Arma (60 tahun) setelah beberapa lama mengamati.
Melihat foto tersebut, memori Arma membawanya ke masa silam. Ia ingat betul suasana Pelabuhan Muaro pada saat foto itu diambil. "Saat itu, belum ada Jembatan Sitti Nurbaya. Saya ingat, dulu untuk menyeberang, harus menggunakan perahu," kenangnya. Hari itu, Arma berkunjung untuk melihat Museum dan Galeri Arsip Statis Kota Padang yang baru saja diresmikan Penjabat (Pj) Wali Kota Padang, Andree Harmadi Algamar, Sabtu (7/12/2024) kemarin. Ia datang bersama suaminya dari Lubuk Buaya. "Saat sibuk, tak terasa masa begitu cepat berjalan," gumannya sambil melihat foto-foto lain yang dipajang di museum.
Arma mengaku terkesima melihat bangunan tua bersejarah peninggalan masa Hindia-Belanda ini terawat dengan baik. "Apalagi sekarang difungsikan sebagai museum. Jadi tempat nostalgia," tandas Arma. Museum dan Galeri Arsip Statis Kota Padang menampilkan koleksi-koleksi Galeri Arsip Statis (GAS) di bawah Dinas Perpustakaan yang sebelumnya berada di Jalan Sudirman.
Pmenanggung jawab GAS Tifan Perdana menjelaskan, sejak diresmikan kemarin, sudah lebih dari 300 pengunjung yang datang. "Mereka terdiri dari para pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. Bahkan juga ada yang dari luar negeri," katanya. GAS menempati sayap timur lantai dua bangunan yang memanjang ke belakang.
Selain foto-foto lawas, GAS menampilkan berbagai arsip penting, termasuk lebih dari 200 Staatsblad (lembaran negara masa Hindia Belanda). Di ruangan berbeda, Robbi (21 tahun), mahasiswa Universitas Negeri Padang, berdiri di samping sebuah cermin berbingkai kayu berukir. Ruang tersebut merupakan aula yang disulap menjadi ruang pameran selama dua hari, 7-8 Desember 2024.
Ada puluhan karya seni yang dipajang. Sebagian besar merupakan lukisan. Sebagian lagi berupa karya patung dan ukiran seperti cermin berbingkai tadi. "Cermin ini merupakan karya saya yang saya ikutkan untuk pameran. Pengerjaannya memakan waktu dua minggu," jelas Robbi. Ia mengaku senang bisa ikut berpartisipasi dalam pameran ini. Apalagi, ini merupakan yang pertama baginya. "Belum pernah ikut pameran sebelumnya. Perasannya senanglah, begitu panitia mengumumkan bahwa karya saya terpilih untuk dipamerkan," ungkapnya.
0 Komentar