Tanamonews.com - Tim Penelitian dari Universitas Negeri Padang yang diketuai oleh Evelynd, SIKom., M.Comn. & MediaSt menggelar Focus Group Discussion (FGD) mengenai ketahanan informasi dan pengaruhnya terhadap partisipasi politik pemilih pemula sebagai pengguna aktif media sosial dengan bercermin pada Pilpres dan Pilkada 2024 di HokBen Sawahan Padang, Senin (11/11/2024).
FGD ini diikuti oleh 15 orang pemilih pemula dari berbagai latar belakang pendidikan dan organisasi. FGD ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh partisipasi para pemilih pemula dalam Pilpres dan Pilkada mendatang. Hal ini disebabkan jumlah hak suara yang pemilih pemula yang notabenenya adalah Gen Z persentasenya besar dan dampaknya signifikan terhadap hasil perolehan suara pada kontestasi pemilu 2024.
Evelynd menegaskan dinamika politik di media sosial juga berpengaruh terhadap preferensi politik pemilih pemula dalam menentukan pilihan mereka. Para pemilih pemula ini sebagai pengguna aktif media sosial banyak memperoleh informasi tentang calon pemimpin calon negara dan daerah dari platform media sosial seperti Instagram, Tiktok, dan Twitter. Melalui platform media sosial tersebut, para Gen Z dapat menilai sesuai dengan perspektif mereka masing-masing terkait karakter calon pemimpin calon pemimpin mereka.
Para calon kepala daerah pun juga aktif menggunakan media sosial hingga tidak dapat memperoleh banyak konten yang membahas manuver politik dari partainya masing-masing. FGD ini terbagi menjadi dua segmen. Segmen pertama membahas tentang ketahanan informasi atau literasi politik yang dimiliki oleh para peserta FGD, dan terbukti bahwa mereka memiliki literasi politik yang baik berdasarkan pemaparan mereka mengenai situasi politik yang terjadi di Indonesia saat ini.
Termasuk peserta yang terlibat aktif dan berpengalaman sebagai tim sukses pemenang calon presiden dan kepala daerah, baik di pusat maupun di Sumatera Barat. Pada segmen pertama juga dibahas mengenai konten Debat Capres lalu, yang diwarnai dengan berbagai pendapat dari peserta FGD yang mendukung pasangan Capres dan Cawapres yang berbeda. Mereka juga diberikan kesempatan untuk mengutarakan alasan mereka memilih paslon tersebut.
Selanjutnya, pembahasan terakhir dari segmen pertama ini yaitu perilaku pemilih (Swing Voters) yaitu perilaku dimana seseorang memiliki pilihan yang berbeda-beda pada setiap kondisi. Hal ini mendapatkan banyak respon dari para peserta FGD. “Saya pun sebenarnya melakukan hal yang demikian pada saat Pilpres kemarin, dimana awalnya saya memilih paslon tertentu. Namun ketika perdebatan presiden saat itu membuat saya kehilangan rasa hormat terhadap beliau, kemudian pada saat pemilu saya memilih paslon dengan nomor urut lain,” ungkap Prima Yoga, selaku Presiden BEM UNP pada saat diskusi berlangsung.
Dengan demikian, perilaku Swing Voters merupakan realitas yang terjadi pada saat pemilu. FGD pada segmen kedua dilanjutkan dengan pembahasan mengenai dinamika Pilkada di Sumatera Barat. Moderator memulai dengan menanyakan partisipasi para pemilih pemula dalam Pilkada Sumbar mendatang. Para peserta FGD yang aktif menggunakan media sosial ini mengaku cukup mengikuti berita mengenai paslon-paslon dalam Pilkada Sumbar, akan tetapi mengenai partisipasi di media sosial mereka hanya sekedar menyukai konten-konten mengenai paslon tersebut, tidak dengan ikut menulis postingan di akun media sosial yang membranding setiap paslon.
Pada segmen kedua juga dibahas terkait strategi kampanye setiap pasangan calon pada kontestasi Pilkada 2024. “Strategi kampanye ini dilakukan dengan melakukan survey kepada masyarakat mengenai keinginan dan harapan mereka kepada para calon pemimpin nantinya, dan yang melakukan survey tersebut adalah para tim sukses dari masing-masing calon pemimpin. paslon.
Selanjutnya dari hasil survei tersebut barulah ditentukan strategi kampanye yang paling efektif untuk membangun kredibilitas pasangannya di mata masyarakat,” ujar Tika Saferlin, tim calon sukses dari salah satu paslon Walikota Padang. Berbagai strategi kampanye yang dilakukan bertujuan untuk mempengaruhi hak suara para pemilih terutama Gen Z yang sangat rentan terhadap menjadi Swing Voters.
Pada FGD ini terungkap bahwa Gen Z atau para pemilih pemula tersebut cenderung mengikuti pilihan keluarga mereka dalam Pilkada 2024. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap hak suara mereka. Oleh karena itu, Gen Z diharapkan mampu meningkatkan literasi politik dan kesadaran mereka terhadap kondisi politik yang terjadi di daerah mereka.
Sebagai pengguna aktif media sosial, Gen Z harus memiliki andil besar dalam menggunakan media sosial dengan bijak agar tidak memperkeruh suasana dan memperpanas keadaan di antara perbedaan pilihan. “Kita semua mempunyai kekuatan, kontrol dan punya hak untuk menentukan pilihan masing-masing,” ungkap Evelynd di akhir pembahasan.
0 Komentar