Menurut Walikota Bukittinggi, Erman Safar, pembangunan TPST ini, telah direncanakan 2023 lalu oleh Dinas Lingkungan Hidup, karena Kota Bukittinggi menghasikan 100 sampai 120 ton sampah per hari dan dikirim ke TPA regional. Melalui TPST ini, Bukittinggi dapat mengolah secara mandiri, sampah anorganik sekitar 40 ton per harinya,ungkap Wako
Dikatakannya, peninjauan ini dilaksanakan untuk memastikan proses pekerjaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) termal berjalan optimal. Sehingga target untuk mengurangi jumlah sampah yang diangkut ke TPA terealisasi, karena 40 ton bisa diolah secara mandiri,ungkapnya.
Selain pembangunan TPST ini, Wako juga berharap agar masyarakat meningkatkan kesadaran untuk melakukan pemilahan serta pengolahan sampah organik secara mandiri. Dengan langkah itu, tentu volume sampah yang dihasilkan dan harus dibuang ke TPA semakin dapat diminimalisir.
Pembangunan TPST ini, dilaksanakan oleh CV. Deltamas Kontruksindo dengan anggaran Rp2,8 M. TPST Bukittinggi ini, menggunakan sistem termal, pertama di Sumbar yang menggunakan teknologi pirolisis, yaitu teknik daur ulang yang dapat mengubah sampah unorganik menjadi suatu bentuk energi alternatif seperti minyak, gas dan arang,pungkas Wako Erman Safar. (Dina)
0 Komentar