Tanamonews.com - Kehadiran UU No. 23 Tahun 2022 tentang Pendidikan dan Psikologi membawa angin segar bagi menyelenggarakan pendidikan psikologi serta layanan psikologi di Indonesia. Lulusan Sarjana Prodi Psikologi selanjutnya dapat menentukan pilihan, apakah akan melanjutkan pendidikannya ke bidang akademik atau profesi. Jumat, 28 Juni 2024.
Untuk cakupan profesi mencakup psikolog umum, spesialis, dan sub spesialis. Sementara untuk akademik tentunya mencakup magister dan doktor psikologi. Hal ini menjadi hantaran Dr. Andik Matulessy, M.Si., Psikolog (Ketua Umum HIMPSI Pusat) dalam kuliah umum dengan topik: Tantangan dan Peluang Karir Sarjana Psikologi di Era UU PLP No. 23/2022. Kuliah umum ini berlangsung di UPI YPTK Padang.
Selain itu, Andik juga memaparkan sejumlah kompetensi yang harus dimiliki seorang psikolog, mulai dari etika hingga kemampuan untuk menghadapi masalah. Tidak hanya itu, juga dielaborasi peluang pekerjaan Psikolog yang mencakup HRD, konsultan pendidikan, tenaga kesehatan dan masih banyak lagi lainnya.
Menyikapi peluang bagi terselenggaranya pendidikan Profesi Psikologi, maka FPK UNP juga ingin memanfaatkan momentum ini dengan menjalin kolaborasi dengan HIMPSI (Himpunan Psikologi) Pusat melalui Perjanjian MoA. Adanya MoA ini memberikan ruang yang cukup untuk mendalami lebih lanjut berbagai aspek terkait penyelenggaraan pendidikan profesi ini. Beberapa diantaranya berkenaan dengan profil lulusan, kemampuan belajar, berikut kurikulumnya.
Untuk keperluan tersebut, maka FPK UNP menyelenggarakan sesi kajian khusus tentang persiapan menyelenggarakan pendidikan Profesi Psikologi melalui diskusi terpadu bersama HIMPSI Pusat dan HIMPSI Wilayah Sumbar serta perwakilan dari Psikologi Unand, UPI YPTK, dan UIN Imam Bonjol. FPK UNP mengupayakan Pendidikan Profesi Psikologi ini dapat diselenggarakan pada tahun akademik 2025/2026 mendatang. Demikian pernyataan Dekan FPK UNP Dr. Suryanef, M. Si. kepada Tim Humas UNP.
0 Komentar