Oleh: Nanang Sumanang, guru Sekolah Indonesia Davao-Filipina |
“Hello darkness my old friend, I’ve come to talk with you again…, ”Paul Simon & Arthur “Art” Garfunkel (Sound of Silence)
TANAMONEWS.COM - Di atas adalah lirik awal dari lagu The Sound of Silence yang ditulis oleh Paul Simon yang direkam di Columbia Record tahun 1964.
Lagu yang penciptaannya memakan waktu selama 6 bulan ini, bercerita tentang kesunyian manusia, yang disebabkan oleh semakin menjauhnya komunikasi antar sesama manusia.
Tapi siapa sangka bahwa di balik kata “Hello darkness my old friend’ tersimpan sebuah kisah persahabatan yang tulus dan sangat menyentuh hati antara Art Gurfunkel dengan Sandy Greenberg.
Ketika masa awal kuliah di Columbia University, Art Garfunkel bertemu denga Sandy Greenberg. Merasa satu visi dan sama-sama senang sastra dan musik, mereka menjadi akrab dan berjanji untuk selalu ada dan membantu.
Malang tak dapat ditolak, Sandy Greenberg mengalami kebutaan, dan diam-diam meninggalkan Columbia University untuk kembali ke kampung halamannya di Buffalo. Dia memutuskan kontak dengan teman-temannya, dan meratapi nasibnya yang malang. Semua harapan dan masa depan serasa hilang karena kebutaan yang menimpanya.
Tanpa sepengetahuan Sandy, Art tiba-tiba sudah berada di depan pintu rumahnya. Tanpa putus asa, Art terus membangkitkan semangat Sandy dan meminta Sandy untuk kembali lagi kuliah.
Art mengingatkan janji mereka berdua untuk selalu ada dan saling membantu. Sandy akhirnya mau kuliah lagi, dan Art menepati janjinya untuk selalu membantu Sandy dimanapun juga.
Sebagai wujud dari rasa empatinya kepada Sandy, kemudian Art menamakan dirinya sebagai “Darkness”. “Darkness” yang selalu datang membacakan buku-buku untuk Sandy, “Darkness” yang selalu membantu Sandy apabila jalan pergi kuliah dan sebagainya.
Ada suatu peristiwa yang merubah cara pandang Sandy kepada dunia dalam kebutaannya, yaitu, ketika Art membimbing Sandy melewati Grand Central Station yang ramai. Tiba-tiba Art menghilang, dan Sandy merasakan ketakutan yang sangat. Karena buta, Sandy berjalan sambil menabrak orang, tersandung dan kakinya luka.
Setelah beberapa lama, kemudian Sandy dapat naik kereta bawah tanah, dan setelah keluar dari Stasiun 116th Street, Sandy menabrak seseorang yang ternyata adalah Art, temannya yang terus mengikuti sepanjang perjalanan pulang.
Pengalaman tersebut menimbulkan rasa senang dan aman sekali di dalam hati Sandy. Dan Sandy berkata “Saat itu adalah percikan yang menyebabkan saya menjalani kehidupan yang sama sekali berbeda, tanpa rasa takut, tanpa keraguan. Untuk itu saya sangat berterima kasih kepada teman saya.”
(Disarikan dari Rico Kandau, Aktuil the Legend, 30 Mei 2022).
Kita bisa mendapatkan cerita-cerita persahabatan lainnya yang sangat menyentuh perasaan kita, semisal persahabatan antara Abu Bakar ash Shidiq dengan nabi Muhammad SAW, Rasulullah yang agung.
Abu Bakar ash-Shidiq nama aslinya Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa'd bin Tamim bin Murrah bin Lu'ai bin Ghalib bin Fihr al-Tamimi al-Quraisyi lahir pada tahun 572 Masehi. Sejak kecil Abu Bakar sudah berteman dengan Rasulullah SAW, terutama ketika mereka tinggal di daerah dataran tinggi Bani Saad.
Kesamaan akhlak keduanya yang mulia, telah mengikatkan hati satu dan lainnya. Suatu saat Abu Bakar dikeroyok oleh kafir Quraisy di Mekah hingga pingsan, tak sadarkan diri.
Ketika siuman di rumahnya yang pertama kali ditanyakan oleh Abu Bakar adalah “Bagaimana keadaan Rasulullah SAW?” Setelah dijawab oleh bibinya bahwa Rasulullah dalam keadaan baik, kemudian Abu Bakar bertanya lagi “Dimana sekarang beliau?” Bibinya berkata lagi “Di rumah ibn Abi al-Arqam”.
Abu Bakarpun bergegas menuju ke sana, tetapi ditahan oleh keluarganya, karena beliau masih dalam keadaan luka, Abu Bakar berkata “Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum sebelum aku bertemu Rasulullah Saw dan mengetahui keadaannya”.
Atau cerita pengorbanan Abu Bakar ketika ikut berhijrah bersama Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah yang berjarak sekitar 460 km, suatu jarak yang tidak bisa dipandang dekat pada masa itu, apalagi cuaca yang yang sangat panas dan medan yang sangat gersang.
Ketika mendengar Rasulullah SAW akan berangkat hijrah, Abu Bakar segera mencari Rasulullah SAW untuk minta ijin mengikuti Rasulullah SAW hijrah. “Jangan terburu-buru. Semoga Allah menjadikan engkau teman berhijrah” kata Rasulullah SAW.
Ketika Rasulullah SAW sudah diperintahkan untuk berhijrah, kemudian Rasulullah berbegas ke rumah Abu Bakar untuk menjemput Abu Bakar sekeluarga menemani Rasulullah SAW berhijrah.
Aisyan menceritakan perihal kondisi kebahagiaan Abu Bakar yang tiada taranya pada saat itu. “Demi Allah! Sebelum hari ini, aku tidak pernah sekalipun melihat seseorang menangis karena berbahagia.
Sebagaimana aku melihat Abu Bakar menangis pada hari itu”. Padahal perjalanan ini merupakan perjalanan yang sangat berat dan berbahaya, dimana nyawa menjadi taruhannya, tapi Abu Bakar menyambutnya dengan tangisan kebahagiaan.
Ketika di gua Tsur pun Abu Bakar masuk terlebih dahulu untuk membersihakn dan menutup lubang-lubang yang ada di dalam gua tersebut, agar ketika Rasulullah SAW masuk, gua sudah dalam keadaan bersih, dan tidak ada binatang yang mengganggu.
Ketika Rasulullah SAW tertidur dipangkuan Abu Bakar, Abu Bakar tidak berani bergerak sama sekali, khawatir membangunkan Rasulullah SAW, sekalipun kakinya digigit oleh seekor binatang.
Sekuat-kuatnya Abu Bakar menahan rasa sakit, dan akhirnya air mata Abu Bakar-pun terjatuh jua dan mengenai wajah Rasulullah SAW yang agung. Rasulullah kemudian bangun dan menanyakan kepada Abu Bakar. Setelah diterangkan oleh Abu Bakar kejadiannya, kemudian Rasulullah SAW mengobati luka Abu Bakar dengan penuh cinta kasih.
Peristiwa inilah yang direkam oleh Allah dalam surat at-Taubah ayat 40, dimana Allah memanggil Abu Bakar dengan perkataan mesra yaitu “sahabat” Rasul.
Demikianlah persahabatan-persahabatan yang agung telah mengisi keindahan perjalanan peradaban manusia.
Dalam bahasa Arab, ada sekitar 11 kata yang berkaitan dengan arti “persahabatan” atau “sahabat”, dimana dari 11 kosa kata tersebut ada 2 kata yang yang sangat umum dan familiar dengan kita adalah “Shuhbah” dan “Mushodiqoh”.
Secara umum banyaknya jumlah kata yang bermakna persahabatan memberikan informasi kepada kita bahwa persahabatn itu sangat dekat sekali dan penting bagi kehidupan kita.
Dari pengertian ‘Shuhbah” atau “Shohabah” maka persahabatan yang digambarkan oleh Allah dalam surat at-Taubah ayat 40 tersebut adalah persahabatan yang lahir dari ketulusan, kemuliaan dan keagungan jiwa.
Persahabatan yang lahir dari hati nurani Ilahi, bukan dari kekerdilan jiwa yang hanya mau bersahabat dengan orang yang sederajat atau dengan oaring yang lebih tinggi pangkatnya.
Ciri persahabatan yang lahir dari jiwa yang kotor dan kerdil adalah selalu mempertanyaka “kamu siapa”, “kamu berasal dari mana”, “kamu anak/ keturunan siapa”, dan “apa yang bisa saya dapatkan untuk kepentingan saya dari persahabatan ini”.
Dalam psikologi sosial persahabatan memegang peranan penting dalam membuat ikatan-ikatan khusus dengan orang lain atau beberapa orang dalam kelompok sosial yang mempunyai tempat tersendiri di dalam hati kita. Persahabatan ini sudah terlaksana sejak dari kecil hingga tua nanti.
Ada beberapa manfaat persahabatan dalam konteks psikologi sosial; Pertama sebagai sumber support mental. Dalam perjalanan hidup, kadang mental kita menjadi drop atau turun, semangat hilang dan tidak bersemangat. Sahabat akan datang untuk memberikan support dan memotivasi kita untuk bangkit dan berani menghadapi tantangan.
Kedua, sahabat membantu mempermudah untuk membuat sebuah keputusan. Sebagai manusia yang normal, adalah suatu hal yang wajar apabila berada dalam keragu-raguan untuk memutuskan suatu perkara. Sahabat akan datang untuk memberikan pandangan-pandangannya yang akan membantu kita untuk membuat sebuah keputusan.
Ketiga menjadikan diri kita eksis di tengah-tengah pergaulan, yang akan mendatangkan kebahagian bahwa kita berarti bagi yang lain
Tanpa sahabat makan manusia akan menderita “kesepian” atau “loneliness”. Kesepian yang dialami manusia akan menjadi pertanda dan penyebab simptom dari depresi yang selain merusak organ tubuh, jiwa dan juga bisa mengakibatkan bunuh diri.
Kasus Hikikomori di Jepang, akhirnya menjadi sebuah masalah sosial di Jepang. Manusia menarik diri dari sosialnya, dan merasa tidak bahagia, dan berakhir dengan bujuh diri. Dengan banyak kasus hikikomori, akhirnya pemerintah Jepang menunjuk seorang Menteri khusus untuk menangani orang-orang yang kesepian.
Sementara kata “Mushodiqoh” itu berhubungan dengan “shod-dal-dan qof” yang berarti juga kejujuran dan kebenaran. Dalam persahabatan diperlukan kejujuran dan keterbukaan agar bisa menemukan chemistry antar orang yang bersahabat. Siap dikrtitik dan mengeritik.
Akhirnya seorang sahabat harus berani mengatakan yang benar dan membenarkan yang benar, bukan hanya membenarkan semua kata-kata teman. Orang yang hanya membenarkan kata-kata teman, selalu memuji dan memujanya adalah srigala yang berselimut persahabatan.(*)
0 Komentar