Oleh: Nanang Sumanang, Guru Sekolah Indonesia Davao |
FILIPINA, TANAMONEWS.COM - INTERNASIONAL | Cuaca Davao yang lumayan panas ketika siang hari, dan hujan pada malam hari, tidak mengurangi kegembiraan masyarakat Muslim Indonesia yang berada di Davao City untuk melaksanakan puasa Ramadhan tahun ini. Rabu, 5 Mei 2021.
Berbeda dengan tahun lalu, dimana kegiatan keagamaan yang bersifat mengumpulkan massa sangat dibatas, bahkan shalat jumat, shalat taraweh yang biasanya dilanjutkan dengan tadarus dalam suasana kekeluargaan berhenti sama sekali.
Tahun ini suasana tersebut hadir kembali dalam suasana yang lebih penuh dengan kegembiraan dan rasa syukur. Berdasarkan EXECUTIVE ORDER NO. 12-A Series of 2021 kota Davao yang ditanda tangani oleh Mayor atau Walikota Sara Z. Duterte tertanggal 24 Maret 2021 dimana untuk kegiatan berkumpul untuk beribadah sudah diperbolehkan, tetapi dengan tetap memperhatikan prokes kesehatan.
Selain melaksanakan shalat taraweh, shalat jumat, shalat tadarus di malam hari, masyarakat muslim Indonesia di Davao City juga aktif melaksanakan kegiatan keagamaan lainnya.
Pengajian anak-anak di masjid al-Ikhals baik setelah shubuh dan sholat ashar yang dibimbing langsung oleh ustadz Mohammad Imam, buka puasa bersama, juga memberikan beberapa bantuan untuk beberapa masjid yang berada di wilayah Mindanao.
Selama Ramadhan ini, masyarakat muslim Indonesia di Davao City sudah memberikan sumbangan kepada masjid At-Taqwa di daerah Quilantang General Santos City, Daarul Aytam li Tahfiidzil Qur’an di Lanao del Sur, juga membantu pembangunan masjid di daerah Kiamba, dan yang akan datang mendistribusikan zakat fitrah, zakat mal, infaq dan shodaqoh kepada yang berhak menerimanya.
Keberadaan Masyarakat Muslim Indonesia di Davao City bermula pada tahun 1994. Ketika itu Konsul Jenderal RI di Davao City Brigjen. Burhanuddin Siregar (Desember 1992-Juni 1996) merasa terpanggil untuk membantu pendidikan anak-anak WNI Keturunan melanjutkan pendidikannya setelah lulus dari Sekolah Indonesia Davao.
Diputuskanlah dalam rapat bahwa Home Staf Muslim KJRI di Davao City dipotong gajinya $ 20 perorang setiap bulan, sementara guru-guru yang muslim dari Jakarta P 100 perorang. Program ini hanya berjalan sekitar tiga tahun, karena pada saat itu terjadi krisis moneter, dan kebetulan tidak ada siswa yang melanjutkan ke college atau university lagi.
Jaman Konjen Ikon Mochamad Entjeng (Maret 2004-Juni 2007) banyak sekali permintaan bantuan terutama dari WNI keturunan ke KJRI Davao City, seperti ada yang sakit, ada yang meninggal dunia, melanjutkan pendidikan dan sebagainya.
Merespon situasi tersebut, Konjen Ikon Moh. Entjeng mengadakan rapat, lalu disepakati bahwa Home Staf yang beragama Islam dipotong gajinya setiap bulan $ 25 dan diserahkan pengelolaannya kepada masjid al-ikhlas KJRI Davao City.
Selain dari potongan gaji Home Staf Bergama Islam, masjid al-Ikhlas juga menggalang dana dari para jamaah yang ingin mendermakan hartanya secra tidak terikat.
Sejak mulai terbentuknya masyarakat muslim Indonesia di Davao City hingga sekarang, tidak mempunyai bentuk organisasi tersendiri, karena anggotanya sebagian besar adalah jamaah masjid al-Ikhlas KJRI Davao City, maka susunan kepengurusannya menyatu dengan kepengurusan masjid al-Ikhlas.
Alhamdulillah, keberadaan masyarakat muslim Indonesia di Davao City atau Indonesian Moslem Community sudah dikenal baik oleh masyarakat Davao City dan sekitarnya.
Ini semua berkat kiprahnya, terutama dalam aktifitas keagamaan dan kemanusiaan. Aktifitasnya tidak dibatasi khusus kepada kaum muslimin saja, tapi juga bagi non muslim, juga tidak dibatasi bagi WNI saja, tapi juga kepada warga Filipina.
Tahun 1994 Masyarakat Muslim Indonesia di Davao City melihat bahwa saudara-saudara kita WNI Keturunan yang beragama Kristen beribadah tanpa al-kitab, karena mereka tidak memiliki al-kitab berbahasa Indonesia. Sebenarnya mereka sangat membutuhkan al-kitab tersebut.
Lalu, masyarakat muslim Indonesia mencoba mengontak relasi di Indonesia untuk mengirimkan al-kitab pada saat itu. Karena cukup berat, pada saat itu, masyarakat muslim Indonesia hanya bisa mendatangkan 40 alkitab berbahasa Indonesia.
Al-kitab ini ditaruh di Sekolah Indonesia Davao untuk belajar agama Kristen dan selebihnya diberikan kepada masyarakat WNI Keturunan yang tersebar di Mindanao Selatan. Berita pembagian al-Kitab tersebar ke WNI Keturunan lainnya yang beragama Kristen, akhirnya mereka juga meminta kepada KJRI untuk memberikan al-Kitab.
Tahun 1995 masyarakat muslim Indonesia di Davao City mendatangkan lagi al-kitab 40 buah dari Jakarta dan disebarkan kepada masayarakat WNI keturunan yang membutuhkan.
Periode Konjen Mochmad Entjeng masyarakat muslim Indonesia di Davao City dapat membantu saudara-saudara kita yang beragama Kristen yang kekurangan dana untuk merayakan Natal Bersama, dan itu terjadi dua kali.
Selain itu, masyarakat muslim Indonesia di Davao City bisa membangun masjid di Tupi dan Gedung Serbaguna yang pada setiap hari minggunya dijadikan gereja oleh masyarakat Kristiani di sekitar itu.
Pada masa ini juga masyarakat muslim Indonesia di Davao City dapat membangun masjid At-Taqwa di daerah Quilantang, General Santos City.
Masyarakat muslim Indonesia di Davao City tidak pernah melihat latar belakang ras, suku, agama maupun kebangsaan dalam berkontribusi untuk kemanusiaan.
Semua kegiatan kemanusiaan yang dilakukan selalu berkoordinasi dengan KJRI Davao yang menaunginya. Dan alhamdulillaah semua Konjen selalu mendukung kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh masyarakat muslim Indonesia di Davao City.
Ketika terjadi kasus penyerangan kota Marawi, dimana korbannya banyak dan tidak memilih agama, masyarakat muslim Indonesia di Davao City berkoordinasi dengan pemerintah Davao, AFP dan lembaga lain memberikan sumbangan kepada korban di Marawi dalam 2 kali bantuan.
Bulan Nopember 2019, terjadi gempa yang cukup besar yang meluluh lantakan rumah-rumah penduduk di daerah Digos, terutama di daerah pedalaman Digos.
Haji Gufron ketua DKM al-ikhlas saat itu menginisiasi pengumpulan dana dan masyarakat muslim Indonesia di Davao City menggandeng as-Salam Foundation untuk memberikan bantuan kemanusian.
Sebagai ungkapan rasa terima kasihnya, mereka membuat banner dengan menempelkan bendera merah putih yang disebar luaskan melalui media massanya. Tentunya sangan membuat terharu.
Bantuan itu menyentuh semua lapisan rakyat yang menjadi korban gempa, tidak memandang agama dan suku apapun.
Setiap Ramadhan kami juga bekerja sama dengan ustadz Ampuan, seorang imam yang dipercaya oleh pemerintah kota Davao untuk menjadi rohaniawan muslim di penjara-penjara dan rumah sakit SPMC (Southern Philippines Medical Center) untuk mengadakan buka puasa bersama dengan para napi dan orang-orang sakit yang dirawat di SPMC.
Ketika pandemic COVID-19 baru datang, saudara-saudara kita, terutama WNI keturunan sangat terpukul secara ekonomi. Mereka yang biasa bekerja sebagai buruh kopra, nelayan tradisional, di perusahaan penangkapan dan pengolahan ikan, buruh-buruh di penggilingan padi sangatlah menderita.
Ketua masyarakat muslim Indonesia di Davao City yang merangkap ketua DKM masjid al-Ikhlas Galih PK Perdhana berinisiatif memberikan bantuan kepada warga yang terkena dampak dari Covid-19.
Didukung oleh bapak Konjen Dicky Fabrian, maka sumbangan makanan pokok bisa didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Belum lagi daging-daging qurban dari masyarakat muslim Indonesia di Davao City, juga didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Hasil pengumpulan zakat tahun 2020 juga kemudian salah satunya didistribusikan kepada masyarakat WNI Keturunan tanpa membeda-bedakan agama, selainnya didistribusikan kepada masyarakat di sekitar kota Davao yang terkena dampak COVID-19.
Insya Allah, tahun ini juga pengumpulan zakat akan didistribusikan dengan melihat skala prioritas yang membutuhkan dan juga perkembangan situasi Covid-19 di Davao City dan Mindanao.
Bagi masyarakat muslim Indonesia di Davao City, menyadari bahwa semua ini hanyalah usaha kecil apabila dibandingkan dengan nikmat Allah yang kita semua terima.
Ini adalah diplomasi kemanusiaan dan moderasi beragama yang tidak pernah kami teriak-teriakan, dan retorikakan tapi sudah menyatu jauh di dalam hati kami.
Karena moderasi beragama adalah memandang manusia sebagai manusia yang tidak dikotak-kotakan oleh agama, ras, suku dan sebagainya. Selama bisa membantu, maka masyarakat muslim Indonesia di Davao City akan membantu, karena semua adalah ciptaan Allah SWT.
Kami sangat percaya bahwa an action louder than words dan al- insan abdul ihsan adalah yang paling baik dalam memperkenalkan Islam yang rahmatan lil ‘aalamiin kepada masyarakat dunia. (*)
0 Komentar