Tanamonews | Beberapa hari yang lalu diberita Medsos keluar pernyataan Supardi, Ketua DPRD Sumbar yang menyinggung masalah orang daerah tidak boleh masuk Pemerintahan Propinsi Sumatra Barat.
Sikap itu beliau sampaikan karena sudah ada desas-desus akan banyak pejabat daerah yang dibawa ke Propinsi Sumbar jika Mahyeldi-Audy resmi jadi Gubernur Sumbar.
Secara pribadi sah-sah saja seorang Supardi mengeluarkan pernyataan politik dan ungkapan seperti itu. Berterima kasih jauh hari sebelum Mahyeldi-Audy dikukuhkan di KPU sebagai Gubernur Sumbar terpilih telah diingatkan secara politik di Medsos.
Namun secara politik juga, ungkapan tersebut ada kata tersirat muatan politik lain atau adalagi pesan lain yang disampaikan bahwa seorang Supardi secara politik sedang mengamankan para pejabat pada Pilkada kemarin yang bermain api politik dengan pertahana Gubernuran yang kalah.
Karena secara umum semua orang politik, masyarakat pun tahu bahwa pertarungan Pilkada 2021 kemarin semua bermain, termasuk pejabat-pejabat yang dekat dengan petahana. Semua rekam jejak ada tercatat secara publik, tinggal masing-masing bertobat karena tidak adil selaku pejabat main politik.
Alhamdulillah menurut penulis Mahyeldi-Audy tidak seperti lontaran opini yang disampaikan Supardi tersebut. Jauh hari sebelum KPU dan MK menetapkan Mahyeldi-Audy menjadi Gubernur Sumbar terpilih sudah berjanji akan menebarkan sila kelima dari Pancasila paska dilantik.
Mahyeldi dan Audy Joinaldy paska pencoblosan. Diantara nilai-nilai yang terkandung saat jumpa pers diposko utama dan beberapa kesempatan, menyampaikan pesannya adalah “Basilang kayu di tungku di sinan api mangko iduik, di sinan nasi mako kamasak”. Kesimpulan sekarang mari bersatu membangun Sumbar Madani.
Dalam sambutan disetiap pertemuan Gubernur Mahyeldi-Audy terpilih menyampaikan juga bahwa Pilkada 2021 ini, adalah kemenangan masyarakat Sumatera Barat. Bukan kemenangan kelompok, atau partai politik tertentu saja.
Pada setiap kesempatan Wakil Gubernur Audy Joinaldy menambahkan juga. Ini termasuk ide kreatifnya yaitu kata Audy, mulai sekarang tidak ada lagi salam 1 jari, 2 jari, 3 jari dan 4 jari. Segenap masyarakat Sumbar harus bersatu menatap masa depan. Tidak ada lagi pendukung nomor 1, 2, 3 dan 4 atau golput.
Lebih jauh saat itu, bisa dibaca di media massa, bahwa Audy menyampaikan : Hingga hari ini, besok, waktu-waktu ke atas, paska pelantikan nanti salam warga Sumbar adalah salam 5 jari. 5 jari yang dimaksud adalah simbol dari keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesai sebagaimana yang termaktub di dalam sila ke 5 Pancasila.
Bunyi Sila ke 5 itu adalah Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ini implementasi untuk warga Sumatera Barat bagian dari NKRI mewujudkan keadilan sosial di Sumatera Barat. Berarti Mahyeldi-Audy menang maka kontribusi langsung mewujudkan keadilan sosial dan tebar kebahagian.
Jadi, Mahyeldi-Audy menurut Penulis akan menerapkan profesionalitas dalam mengelola Pemerintahan Propinsi Sumbar nanti. Penulis yakin tidak ada istilah ini orang daerah, ini orang propinsi, ini orang pusat. Senin, 22 Februari 2021.
Namun siapa yang berkualitas, hebat, pintar, kreatif, mau bekerja keras, loyal, berprestasi dan sesuai golongan, kepangkatan akan bisa mengabdi demi Sumbar Madani.
Terima Kasih disampaikan kepada Supardi yang telah mengingatkan Gubernur Sumbar terpilih dimedia sosial, Langgam berita yang menurut Penulis lebih tepat disampaikan ketika Mahyeldi-Audy sudah jadi Gubernur Sumbar atau acara resmi didepan sidang paripurna ke dewanan. [Arif].
0 Komentar