“Kesiap Siagaan Bencana Perlu Menjadi Bagian Kehidupan Masyarakat Sumatera Barat”
Padang - Simulasi Bencana yang digambarkan dalam kegiatan peringatan HKB ini merupakan salah satu cara mengingatkan masyarakat agar jangan lengah terhadap resiko sewaktu-waktu bisa terjadi bencana secara mendadak dengan gempa sekian skala ricther yang diprediksi terjadi tsunami di daerah pesisir pantai Sumatera Barat.
Tanamonews.com | Disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit, pada peringatan Hari Kesiap siagaan Bencana (HKB) 2019 yang dilaksanakan setiap 26 April, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menggelar simulasi evaluasi mandiri, yang dimulai pada pukul 10.00 WIB di Escape Building Kantor Gubernur, Jum'at (26/4/2019).
Simulasi ini melibatkan kurang lebih 2.500 orang, yang berasal dari Siswa SMA di Padang, Korem 032 WBR dan ASN dikantor dilingkungan Gubernur Sumbar.
Lebih lanjut Wagub Nasrul Abit menghimbau kepada masyarakat Sumbar beberapa hal penting dalam menyikapi terhadap kesiapsiagaan bencana, pertama setiap masyarakat yang memiliki surat-surat berharga agar dimasukkan kedalam satu tempat (tas) begitu juga dengan persediaan makanan ringan, jadi ketika terjadi bencana gampang untuk membawanya.
Kedua, agar masyarakat yang tinggal di sepanjang pantai Sumbar untuk bersama-sama memelihara dan menjaga pohon-pohon yang sudah mulai ditanam beberapa waktu lalu oleh BNPB bersama Pemerintah Daerah lembaga dan instansi lain.
"Pohon-pohon tersebut nantinya berfungsi untuk menahan laju gelombang jika terjadi tsunami, itu artinya bisa dapat mengurangi dampak jumlah korban dan kerusakan ", sebut Nasrul Abit.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat, Erman Rahman juga menyampaikan, pada hari yang sama, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Hari Kesiapsiagaan Bencana di Lapangan Sesko Angkatan Udara, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Rahman juga mengatakan, bahwa peringatan HKB juga dilaksanakan di seluruh Kabupaten/ Kota se Sumbar, bukan hanya daerah yang rawan terhadap gempa dan tsunami.
"Simulasi ini untuk seluruh bencana, karena daerah di Sumbar bukan hanya rawan gempa dan tsunami saja" sebutnya.
Untuk masyarakat Sumbar yang ditinggal di daerah pesisir, Rahman menghimbau, apabila mendengar sirine peringatan dini tsunami berbunyi, agar segera lari ketempat yang aman, seperti shelter, daerah perbukitan atau zona hijau.
"Jumlah sirine yang ada diseluruh sumbar 106 buah. Dengan sirine ini adalah salah satu cara dalam pengurangan resiko bencana" ujar Rahman. (*intan)
0 Komentar