Tanamo News | Jakarta - Chantal Thomass, perancang lingerie asal Perancis berkata: "Esensi dan konsep lingerie ada di kesan yang ditampilkan".
Lingerie selama ini dikenal sebagai 'pelindung' terakhir tubuh wanita. Ia lekat dengan kesan sederhana sekaligus erotis. Tapi sampai kapanpun, lingerie punya daya tarik abadi. Ia bisa menonjolkan maupun menyembunyikan bagian-bagian tubuh pemakainya.
Merunut sejarahnya, lingerie telah menjadi busana intim wanita sejak abad ke-17 dan 18. Mengutip situs resmi Museum FIT di New York, pada dasarnya terdapat dua jenis lingerie: yang keras dan yang lembut.
Lingerie keras biasanya terdiri atas korset, rangka, dan bra berkawat untuk membentuk struktur tubuh. Sedangkan lingerie lembut, terdiri atas bahan garmen yang tidak terstruktur seperti yang biasa digunakan untuk dalaman rok, gaun malam, dan celana dalam.
Bahan-bahan seperti sutra, satin, dan nilon sering digunakan sebagai pembuat lingerie. Apalagi bahan-bahan itu tidak terlalu melekat pada tubuh sehingga bisa membuat tidur lebih nyaman.
Tahun 1770, ditemukan korset dengan desain indah terbuat dari sutra, berwarna biru langit. Di masa itu, korset digunakan untuk menjaga bentuk tubuh wanita agar tetap terlihat berlekuk dan kencang.
Korset semacam itu banyak ditemukan pada lingerie keras yang eksis hingga tahun 1950-an. Bukan hanya korset, tetapi rok tulle juga kaku dan desainnya monoton.
Meski begitu, tahun 1950-an sudah ada inspirasi pakaian dalam wanita nan seksi. Saat itu, ditemukan busana nilon berlabel perusahaan lingerie, Iris.
Busana itu diletakkan bersebelahan dengan gaun malam Claire McCardell. Keduanya dibuat dengan bahan yang sama.
Seakan kontras, satu dekade berikutnya lingerie sudah mulai bertransformasi. Lingerie mulai menggunakan bahan yang lebih lembut, bahkan beberapa desain diberi aksen bulu agar lebih menggemaskan.
Tahun 1980-an, lingerie dibuat seperti busana mewah. Ada aksen renda dan bustie yang berkesan mengundang. Itu bertahan sampai tahun 1990-an. Tapi, bahan yang digunakan umumnya masih sederhana.
Mulai masuk abad ke-20, busana intim wanita dibuat lebih indah dan menggoda. Fungsinya memperindah tubuh, warnanya beragam, dan tak malu digunakan di luaran. Dari busana intim klasik, lingerie menjadi salah satu alat penggoda.
Di abad ke-20 pulalah merek-merek lingerie high-end seperti Agent Provocateur dan La Perla bermunculan. Sedangkan merek Victoria's Secret sudah memulai lebih dulu, sekitar tahun 1977. Tahun 1982, baru ia jadi merek nasional.
#idi*
0 Komentar